Mengenal Hari Asyura



Asyura adalah kata berbahasa arab yang berarti hari ke-10 bulan Muharram. Sedangkan hari pertama bulan Muharram merupakan tahun baru Islam. Perhitungannya di mulai dari hari ketika Nabi Muhammad dan para sahabat pergi dari makkah menuju Madinah pada tahun 622 M. Peristiwa itu dikenal dengan nama Hijrah.


Dalam sejarah pra-Islam, Asyura merupakan hari raya resmi bangsa arab, Asyura adalah hari raya bersejarah dimana pada hari itu setiap suku mengadakan perayaan dan menghias kota-kota mereka.
Biasanya beberapa orang Makkah melaksanakan puasa dihari itu, ketika Nabi Muhammad pindah ke Madinah, beliau mengetahui bahwa kaum Yahudi di daerah itu berpuasa di hari asyura, saat itu Nabi menyatakan bahwa umat Muslim dapat berpuasa dihari itu.

Di Iran, Asyura sangat populer karena merupakan hari berkabung untuk memperingati kesyahidan cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali pada pertempuran di Karbala tahun 61 H (680 M). Saat itu adalah pertempuran antara Bani Hasyim yang di pimpin oleh Husain bin ali melawan Bani Umayyah yang di pimpin Ibnu Ziyad atas perintah Khalifah Yazid bin Muawiyah.wikipedia

Dalam adat jawa 10 Muharram biasa di sebut dengan suroan. Secara etimologi (bahasa)  suro  dalam bahasa Jawa Kuno (kawi) berarti “Raksasa”, sedangkan dalam bahasa Sansekerta dapat berarti “ dewa atau dewi yang berkuasa, berani, prajurit,” atau bisa juga bermakna “kera”. Agak sulit memang menghubungkan kaitan suro dan Asyura.

Menurut catatan dalam Wedyaprada, kalender Islam pertama digunakan di Jawa pada tahun 1443 M saat kesultanan Raden Patah dibawah pengawasan Sunan Giri, Wali  dari Gresik. Penyesuaian yang bijaksana atas sistem kalender Jawa Kuno (tahun Saka) kedalam kalender Islam dibuat pada tahun 1663 M oleh Sultan Agung Mataram. Kalender Jawa sendiri sudah ditetapkan pada tahun 78 M, dengan system baru tersebut bulan pertama dalam kalender Jawa disamakan dengan Kalender Islam.

Asyura begitu dihormati oleh semua umat, tidak hanya karena segi makna Muharram yang berarti “ yang disucikan” namun sejarah yang mengiringi hari asyura juga ikut berpengaruh.

Asyura (10 Muharram) mengingatkan akan sejumlah peristiwa penting yang menapaktilasi sejarah pertolongan Allah kepada hamba yang dikehendakiNya. Antara lain
  • Diturunkannya rosul pertama yaitu Nabi Adam AS dan siti Hawa dan hari diterima tobat mereka setelah di keluarkan dari Surga.
  • Nabi Idris diberkahi Allah dengan kedudukannya yang mulia
  • Nabi Nuh beserta umatnya yang taat diselamatkan dari banjir bandang.
  • Nabi Ibrohim selamat ketika dibakar oleh raja Namrud dari babilonia.
  • Nabi Musa mendapatkan wahyu secara langsung di gunung Sinai
  • Nabi Yusuf di nyatakan bebas dari  penjara dan namanya di pulihkan dari segala tuduhan telah memperkosa Zulaikha
  • Nabi Ya’kub sembuh dari penyakit mata yang parah.
  • Nabi Yahya keluar dan selamat  dari perut ikan khut atau Nun.
  • Nabi Syu’aib disembuhkan dari penyakit lepra yang parah.
  • Nabi Isa dilahirkan dan di angkat ke surga.
  • Nabi Muhammad menikahi Siti Khadijah

Di kampung saya sendiri dulu peringatan Asyura di tandai dengan membagikan bubur abang putih yang merupakan simbol kesucian dan perjuangan. Menurut cerita tradisi ini sudah ada sejak zaman wali.

Namun seiring perkembangan zaman dan sifat hedonisme anak zaman sekarang, tradisi tersebut nampaknya tinggal kenangan anak zaman tempo dulu. Ya seperti saya ini.. hehehe

Sumber :
Islam dalam bingkai budaya lokal/Muhaimin AG, Jakarta; Logos 2001



Artikel Terkait :

Postingan terkait: