Nur Muhammad adalah Ruh Segala Alam

Nur Muhammad adalah Ruh Segala Alam
[ Gambar Situssejarah.com ]


Dalam kitab Maulid Al-Barzanji  disebutkan bahwa mahluk yang pertama kali diciptakan sebelum seluruh apa yang ada di alam raya ini adalah Nur Nabi Muhammad dan Beliaupun diturunkan terahir untuk menyempurnakan Risalah Ilahiyah di muka bumi ini.


Suatu ketika disaat cahaya keemasan yang disebut Nur Muhammad telah tampak, Nur  Muhammad diam tak bergerak selama kurang lebih 60.000 tahun, sampai pada ahirnya cahaya tersebut mengakui dirinya sebagai Tuhan, “Akulah Tuhan”.

Allah menanggapi “ Bukan, Engkau bukan Tuhan, melainkan sumber dari seluruh alam yang akan aku ciptakan”. Mendengar firman Allah , Nur Muhammad gemetar ketakutan dan seluruh tubuhnya berkeringat.

Peristiwa inilah yang mengantarkan pada tahap yang dinamakan kehadiran Ruh Idhofi, yaitu saat dimana keringat Nur Muhammad menjadi Durratul Baidla, Mutiara Putih, sumber seluruh jiwa alam raya.

Keringat di hidung menjadi ruh para Malaikat, keringat di wajah menjadi  ruh Arsy, Laukhul Makhfudz, Qolam, dan Mahluk surgawi lainnya. Keringat di dada menjadi ruh para Nabi, Ulama, dan Manusia pilihan lainnya. Keringat di punggung menjadi ruh Bait al-Makmur, ka’bah, Baitul Muqodas dan seluruh tempat ibadah di seluruh muka bumi. Keringat alisnya menjadi ruh laki-laki dan perempuan yang beriman. Keringat di telinga menjadi ruh orang-orang kafir. Keringat di kaki menjadi alam semesta.

Tahap ini bisa di katakan sebuah tahap perubahan dari  abstraksi sebuah penciptaan menjadi cetak biru yang nyata. Seperti cetakan foto yang berubah dari cetakan kabur menjadi lebih jelas dan nyata. Pada tahap ini penciptaan segala sesuatu di mungkinkan tergantung apakah tuhan menghendakinya atau tidak.

Jadi sangat keliru apabila kita yang “katanya” adalah umat Muhammad justru mengharamkan mencintai dan memuja Nabi Muhammad dengan bersholawat ataupun dengan puji-pujian lainnya. Ada sebagian kalangan yang mengkaitkan hal ini dengan syirik.

BACA JUGA :


Tentu pandangan seperti itu harus di fahami betul, jangan lantas membabi buta dengan label syirik, musyrik, kafir dan lain-lain. Jika pengertian syirik adalah menyekutukan tuhan dengan segala eksistensinya atau menyakini ada kekuatan lain yang bisa menandingi kekuatan tuhan, apakah dalam kita mencintai Nabi Muhammad ada pengertian seperti itu.

Bukankah Allah juga senantiasa bersholawat kepada nabi Muhammad, dan Dia juga menyuruh semua orang-orang yang beriman untuk selalu bersolawat kepadanya.

Memang dalam lafadz sholawat Nariyyah umpamanya, terdapat kata-kata yang jika diartikan kira-kira begini:

“ Ya Allah, limpahkanlah sholawat  yang sempuna  dan salam yang utama atas nabi Muhammad yang karenanya  terurai segala ikatan, semua kesusahan jadi hilang, segala kebutuhan bisa terpenuhi dan semua keinginan bisa tercapai….”

Yang pertama, kita memohon kepada Allah, artinya jelas kita mengakui eksistensi tuhan yang maha segalanya. Karena hanya Dia yang mampu mencurahkan rahmat kepada siapa saja yang dikehenakiNya.

Yang kedua, arti kata yang bercetak tebal diatas adalah bahasa cinta yang menunjukkan bahwa dengan bersholawat dan mendoakan nabi Muahammad kita berharap akan di mudahkan dari segala urusan yang sulit, menyingkirkan segala kesusahan dan melancarkan jalannya rizki.

Lalu apa hubungannya ? Ditegaskan dalam Al Qur’an surah Al Imran ayat 31:

“ Katakan (Hai Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (nabi Muhammad). Niscaya Allah akan mencintai kalian, dan mengampunkan segala dosa-dosa kalian, Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang”

Bukankah untuk bisa mengikuti segala sunah-sunahnya kita dituntut untuk mencintainya terlebih dahulu, sehingga secara tidak langsung dengan mencintai Nabi Muhammad kita juga akan lebih mengenal Allah, karena tanpa Nur Muhammad kita bukanlah siapa-siapa.


Wallahu a’lam.



Postingan terkait: