5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka




5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka
gambar via Beritasatu.com

Peradaban Manusia terus berubah seiring dengan kemajuan zaman dan kebutuhan hidup yang dinamis. Peralatan canggih dan teknologi yang mutahir satu demi satu ditemukan guna memenuhi kebutuhan manusia yang tidak pernah puas dan  cenderung serakah.


Namun ditengah modernitas kehidupan dunia seperti sekarang ini, di Indonesia masih ada beberapa suku yang menolak dunia luar dan tetap bertahan dengan budaya warisan leluhur yang jauh dari sifat hedonis dan materialistis.

Langsung cek aja deh beberapa suku yang masih bertahan di tengah modernitas dunia yang dirangkum tonapedia dari beberapa sumber.

5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka
Ilustrasi suku korowai via Wikipedia

1. Suku Korowai di Papua

Suku ini baru ditemukan sekitar 30 tahun yang lalu di pedalaman Papua dan berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku korowai adalah salah satu suku di dataran Papua yang tidak menggunakan koteka.   

Mereka mempunyai tempat tinggal yang tidak lazim dengan masyarakat umumnya, yaitu membangun rumah diatas pohon yang tinggi. Bahkan, beberapa ada yang tingginya mencapai 50 meter dari permukaan tanah. Sampai tahun 1970 mereka tidak mengetahui masyarakat lain selain kelompok mereka sendiri.


5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka
ilustrasi suku dayak Punan via wikipedia

2. Suku Dayak Punan di pedalaman Kalimantan

Punan adalah salah satu rumpun suku dayak yang terdapat di pedalaman Kalimantan. Tersebar di Kalimantan barat, Kalimantan tengah dan Kalimantan timur. Dalam sebuah riwayat cerita, leluhur mereka berasal dari negri “yunan” sebuah Negara di daratan Cina.

Dari keseluruhan Suku Dayak, Punan adalah suku paling terbelakang dengan tinggal di goa-goa, anak sungai dan sebagainya. Mereka tidak mengenal pakaian bagus dan kemajuan zaman. Labih anehnya lagi mereka alergi terhadap sabun. 

5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka
ilustrasi suku samin via liputan6.com

3. Suku Samin di Blora Jawa Tengah

Suku Samin (Saminisme) adalah masyarakat keturunan para pengikut  Samin Surosentiko yang bernama asli Raden Kohar, dialah yang mengajarkan ajaran sedulur sikep, dimana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap penjajah belanda dengan cara menolak membayar pajak, menolak segala peraturan yang di buat pemerintah kolonial. Mereka kemudian mengisolasi diri hingga pada tahun 70-an mereka baru tahun Indonesia telah merdeka. Samin Surosentiko sendiri diasingkan di padang dan meninggal disana pada tahun 1914.

Konsentrasi populasinya banyak terdapat di kawasan Blora Jawa Tengah dan Bojonegoro Jawa Timur. Jumlah mereka tidak banyak dan tinggal di kawasan pegunungan kendeng di perbatasan dua provinsi. Kelompok samin lebih suka disebut wong sikep.

5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka
ilustrasi suku kajang via sulsel.pojoksatu.id

4. Suku Kajang di Sulawesi Selatan

Suku kajang adalah sebuah suku yang berada di kabupaten bulukumba lebih tepatnya kecamatan kajang. Sebuah suku klasik yang masih mempertahankan adat leluhur mereka yang sakral.

Secara turun temurun mereka tinggal di kecamatan Kajang. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang Luar (mirip suku badui yah…). Suku Kajang dalam hanya tinggal di dusun Benteng, mereka sangat menolak dengan kehidupan modern seperti teknologi dan kegiatan ekonomi yang semakin menggeliat di kabupaten Bulukumba. Mereka beranggapan bahwa hidup modern akan menjauhkan mereka dengan warisan leluhur dan keseimbangan alam. 

Sementara  Suku Kajang luar hidup dan menetap di tujuh desa di Bulukumba. Untuk urusan pelaksanaan kegiatan adat, baik Kajang dalam dan Kajang Luar akan berkumpul di dusun Benteng.


5 Suku di Indonesia ini tetap mempertahankan budaya leluhur mereka
ilustrasi suku badui via beritasatu.com

5. Suku Baduy/Badui di Lebak Banten

Suku baduy/badui adalah masyarakat sub-etnis Sunda di wilayah Lebak Banten, tepatnya desa kanekes, kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak. Mereka menerapkan system isolasi terhadap dunia luar. Mereka memiliki keyakinan tabu untuk difoto, terutama untuk kelompok Badui Dalam, sedangkan Badui Luar sudah bercampur dengan gaya hidup warga kebanyakan.

Sebutan “baduy” sendiri merupakan sebutan oleh masyarakat diluar komunitas tersebut. Ada yang menyamakan mereka dengan suku arab badawi yang suka berpindah-pindah  (nomaden). Ada pula menganggap karena adanya sungai baduy dan gunung baduy yang ada di bagian utara kawasan tersebut. Mereka sendiri lebih suka dipanggil Urang Kanekes. Agama yang banyak dianut mereka adalah Sunda Wiwitan.

Okeh… itulah tadi beberapa suku-suku yang masih mempertahankan ajaran dan adat istiadat leluhur mereka dengan kuat. Memang secara tidak langsung mereka adalah aset kekayaan budaya yang di miliki bangsa Indonesia.


Postingan terkait: